Upacara adat di daerah propinsi Sumatera Utara (Sumut) yang disertai dengan gambar dan keterangan atau penjelasan bisa ditemukan di mana? Pertanyaan ini yang muncul dibenak saya ketika ada siswa yang dapat tugas dari sekolah untuk menuliskan apa saja upacara ada yang ada di wilayah Sumut. Kemudian, saya pun melakukan beberapa cara untuk mengumpulkan satu persatu.
Cari sumber di online dan juga offline juga. Akhirnya kami berhasil mengkoleksi beberapa poin nama – nama terkait upacara adat Sumatera Utara. Meski kami yakin belum semua daerah yang ada di Sumut mewakili, namun beberapa yang ada sudah bisalah untuk bahan siswa dalam belajar mengenal kebiasaan atau adat Sumut.
Seiring berjalan waktu, ada beberapa upacara adat Sumut yang udah tidak lagi dilestarikan. Apa sebab? Karena masyarakat sudah ada yang berpindah agama, dan diajaran agama yang baru dianut, dilarang melakukan upacara tersebut. Selain itu, sebab ditinggalkannya upacara adat yang pernah ada di Sumut ialah minimnya rasa memiliki. Akibatnya muncul sikap tidak peduli. Akhirnya, upacara adat Sumut yang diwariskan dari nenek moyang hanya menjadi sejarah saja.
Bagi kamu yang sedang membutuhkan informasi ini, kami sudah siapkan artikel upacara adat daerah Sumatera Utara yang disertai dengan gambar dan keterangan. Simak informasi dibawah ini.
Table of Contents
1. Marhajabuan

Upacara Adat Marhajabuan adalah salah satu upacara adat yang berasal dari suku batak toba. Marhajabuan artinya adalah berumah tangga. Jadi upacara ini adalah rangkaian dari acara pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat adat batak Toba. Menurut masyarakat Batak Toba upacara pernikahan tidak cukup hanya dengan pemberkatan di gereja ataupun akad nikah saja, namun juga harus ada upacara adatnya yang disebut Maharjabuan.
2. Sibaso

Sibaso merupakan upacara adat yang dilakukan dukun atau tabib dalam rangka menyembuhkan penyakit ataupun memberi peruntungan pada masyarakat. Upacara adat ini berasal dari suku Mandailing. Upacara ini selalu dilakukan oleh masyarakat sebelum masuknya agama Islam ke Mandailing. Pada upacara Sibaso biasanya melakukan hal-hal yang bersifat magis dengan ritual tertentuyang dilakukan oleh seorang Datu (Dukun/Tabib tradisional) yang berasal dari Bugis yang tinggal di Sayurmaincat.
3. Upacara Harimau (Famatö Harimao)

Upacara ini berasal dari masyarakat di pulau Nias. Upacara ini biasanya dilakukan setiap satu kali dalam tujuh tahun ataupun empat belas tahun. Famato harimau ini dilakukan dengan mengarak patung harimau keliling kampung. Selanjutnya patung harimau dihanyutkan kesungai sesuai dengan harapan masyarakat bahwa dosa – dosa mereka akan terhapuskan. Seiring perkembangan zaman dan masyarakat pulau nias yang sudah memeluk agama, kini acara ini tidak lagi digelar semeriah seperti dulu. Namun acara ini masih dapat dijumpai dibeberapa tempat di pulau Nias sebagai bentuk pelestarian budaya.
4. Mamongkot Ruma Bayu

Upacara adat ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Simalungun dalam rangka memasuki rumah baru. Diharapkan dengan melakukan upacara ini orang yang akan menempati rumah diberikan keselamatan, keberkahan dan rezeki yang baik. Selain itu juga acara ini dibuat untuk lebih kenal dan dekat dengan masyarakat yang ada disekitar rumah.
5. Lompat Batu (Hombo Batu)

Lompat batu merupakan kegiatan upacara adat yang dilakukan untuk menilai apakah seseorang pria muda dianggap sudah dewasa ataupun siap untuk mejadi prajurit perang. Tinggi batu yang disusun sekitar 1,8 meter hingga 2,2 meter. Latihan yang berulang – ulang sangat diperlukan sebelum melakukan upacara ini. Upacara lompat batu ini juga menjadi salah satu cagar budaya yang juga pernah diabadikan dalam pecahan uang seribu.
6. Erpangir Kulau

Erpangir kulau adalah upacara yang dilakukan untuk mengusir roh jahat atau mensucikan diri dari pengaruh roh jahat dan memberikan sesaji pada yang kuasa agar diberikan rezeki. Saat ini upacara Erpangir masih bisa dijumpai dibeberapa tempat dan menjadi bagian dalam upacara adat lainnya seperti pernikahan dan lainnya.
7. Erdemu Bayu

Erdemu Bayu adalah rangkaian upacara pernikahan yang banyak melibatkan orang baik dari pihak pria maupun wanita. Pada upacara ini pihak wanita masuk kedalam keluarga pihak pria, sehingga pihak pria harus memberikan mas kawin kepada kalimbubu
8. Upacara Adat Hamatean

Upacara ini merupakan upacara adat kematian pada suku Batak Toba. Ritual yang diyakini oleh masyarakat akan mendatangkan keberkatan bagi orang yang meninggal. Rangkaian ritual yang ada pada acara adat ini antara lain ada Sari Matua, Saur Matua, Maulibulung dan lain-lain.
9. Manulangi

Upacara adat yang satu ini ditujukan kepada orang tua yang sudah lanjut usia. Manulangi atau menyuapi dilakukan oleh anak dan cucu. Makanan yang diberikan ketika upacara adat ini adalah makanan kesukaan dari orang tua atau makanan terbaik yang bisa diberikan anak dan cucu kepada orangtuanya.
10. Mangongkal Holi

Upacara adat ini adalah salah satu upacara adat yang menunjukkan kasih sayang dan penghormatan kepada orang tua menurut masyarakat adat Batak. Upacara Mangongkal Holi dilakukan dengan mengggali tulang belulang dari orang tua yang sudah lama wafat dan kemuadian dimasukkan kedalam tugu atau monumen khusus untuk menghormati para orang tua.
11. Manombah

Monambah adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Simalungun sebagai bentuk penyembahan kepada yang maha kuasa. Upacara ini juga sebagai simbol mendekatkan diri kepada yang maha kuasa agar terhindar dari marabahaya dan mendapatkan keberkahan dalam hidup.
12. Mananggir

Upacara adat yang satu ini adalah upacara yang bertujuan untuk membersihkan diri dari pengaruh buruk yang diberikan oleh roh halus yang mungkin masuk kedalam tubuh seseorang. Upacara Mananggir ini dilakukan dengan menggunakan jeruk purut, bunga tujuh rupa serta air bersih untuk dimandikan kepada orang tersebut.
13. Owasa
Owasa merupakan upacara yang dilakukan oleh seorang pengantin pria dalam rangka menjalin hubungan baik dengan warga desa. Upacara ini masih rangkaian dari upacara pernikahan dalam adat suku Nias. Jika mempelai pria tidak memberi pesta dalam desanya, dia tetap dianggap sebagai anak-anak, sekalipun ia sudah tua secara umur, dan tidak punya hak suara dalam desa.
14. Marhajabuan
Marhajabuan adalah upacara adat yang wajib dilakukan oleh pengantin di daerah Simalungun agar pernikahannya dianggap sah. Upacara adat ini bertujuan untuk memberikan pemberkatan setelah dilangsungkannya acara pernikahan.
Mengenali dengan baik upacara adat daerah Sumatera Utara memang sesuatu yang mengasyikkan. Apalagi diera informasi yang serba terbuka, semua bisa di akses dengan sangat mudah dan murah. Kita bisa melihat dalam bentuk tulisan, gambar dan video.
Bagi Anda yang ingin menambahkan daftar nama upacara atau kebiasaan yang pernah dilakukan orang terdahulu di propinisi Sumut, Anda bisa menuliskannya pada laman komentar yang sudah kami sediakan dibawah ini.