3 Rumah Adat Maluku, Penjelasan dan Keunikannya

Posted on

Rumah adat Maluku dan penjelasan serta keunikannya mecnakup termasuk juga Maluku Utara adalah sebuah informasi wawasan nusantara yang harus disampaikan kepada warga Indonesia dimana pun berada, baik yang sedang belajar di sekolah maupun yang sudah selesai. Mengenal rumah yang ada di Maluku merupakan bentuk kepedulian terhadap warisan sejarah Indonesia.

Ada rumah khas Maluku yang sudah tidka begitu lagi dilestarikan disebabkan banyak faktor, salah satunya minimnya perhatian masyarakat. Padahal rumah tersebut memiliki banyak nilai, mulai dari nilai sejarah, nilai filosopis dan nilai estetika yang khas.

Keunikan dari rumah tradisional Maluku harus terus dipublikasikan kepada masyarakat melalui berbagai media, baik media cetak dan elektronik, melalui alat komunikasi tradisional dan alat komunikasi modern. Aksi ini berguna untuk menarik perhatian publik.

Berikut kumpulan informasi mengenai rumah adat Maluku dan penjelasannya.

1. Rumah Sasadu

Penjelasan terkait gambar rumah adat daerah Maluku
Rumah Sasadu (detik)

Adalah salah satu rumah adat dari daerah Maluku. Rumah adat ini terbuat dari bahan – bahan alami yaitu mengunakan batang pohon sagu dan pelepah pohon sagu. Rumah adat Sasadu sendiri memiliki makna rumah besar untuk berteduh. Keunikan dari rumah adat yang satu ini adalah rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku sebagai pengeratnya. Masyarakat Maluku mengganti paku dengan pasak yang terbuat dari kayu.

Keunikan lain, rumah ini tidak memiliki dinding ataupun pintu hanya atap yang menaunginya serta pilar-pilar dari batang pohon kayu sebagai penyanggah atapnya. Untuk lantai masyarakat Maluku menggunakan semen sebagai lantainya karna menurut mereka merawat lantai yang terbuat dari kayuy lebih mudah perawatannya bila dibandingkan dengan bahan lainnya.

Baca: Rumah Adat Khas Riau

Dirumah adat ini juga akan terdapat dua bendera yang berbeda ukuran, satu bendera berukuran besar yang disebut panji dan bendera kecil yang disebut dayalo. Rumah tradisional Sasadu banyak terdapat di daerah Halmahera Barat yang menjadi tempat tinggal suku Sahu. Pertama kali, rumah khas Maluku ini dibuat di desa Gamtala, Halmahera barat pada tahun 1920. Keunikan lain dari rumah adat ini adalah kemanapun masyarakat suku Sahu pindah maka rumah Sasadu ini pun akan ikut pindah juga.

Selain tempat tinggal rumah adat Sasadu ini juga berfungsi sebagai tempat dilaksanakannya pertemuan dan pelaksanaan ritual makan orom sasadu. Upacara adat ini merupakan upacara syukuran atas panen padi yang akan dilaksanakan selama 7 hari 7 malam.

2. Rumah Hibua Lamo

Uraian terkait dengan rumah adat propinsi Maluku
Rumah Hibua Lamo (Google Image)

Adalah salah satu rumah adat dari daerah Maluku yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1400 an. Rumah khas zaman dulu ini berasal dari daerah Halmahera Utara. Hibualamo sendiri berasal dari dua kata Hibua dan Lamo yang memiliki arti rumah besar. Memang secara fisik rumah ini memiliki ukuran yang cukup besar.

Rumah klasik Hibualamo memiliki delapan sudut yang meiliki ukiran-ukiran disetiap tiang-tiang penyanggahnya dan ornamen ukiran binatang pada bagian bumbung rumahnya. Pada awalnya masyarakat Halmahera Utara ini tidak mengenal nama Hibualamo sebagai nama dari rumah adat yang mereka miliki namun setelah perpindahan mereka kedaerah pesisir dan terpengaruh unsur kesultanan Ternate barulah rumah adat ini disebut sebagai rumah Hibualamo.

Baca: Rumah Adat Palembang dan Penjelasannya

Pada awalnya rumah klasik yang satu ini adalah tempat pemujaan nenek moyang masyarakat Halmahera Utara, namun seiring dengan perkembangan zaman dan adanya pengaruh agama Islam dan Kristen maka fungsi dari rumah adat ini pun berubah. Rumah Hibualamo kini memiliki fungsi sebagai tempat berkumpul dan menyelasaikan berbagai masalah – masalah yang timbul dan menyelesaikannya sesuai dengan aturan adat yang mereka pegang. Selain itu rumah ini juga digunakan untuk adat istiadat besar lainnya yang terkait dengan kepentingan bersama masyarakat Halmahera Utara.

Seiring perkembangan zaman arsitektur pada rumah adat yang satu ini pun sedikit mengalami perubahan karna terdapat beberapa sentuhan modernisasi didalamnya namun dengan tidak mengubah nilai mendasar dari dibangunnya rumah adat yang satu ini.

3. Rumah Baileo

Gambar terhubung dengan penjelasan rumah adat daerah Maluku yang unik
Rumah Baileo (Kemdikbud)

Bagi masyarakat Maluku rumah Baileo ini merupakan salah satu tempat yang memiliki nilai sakral yang tinggi. Pada zaman dahulu rumah ini adalah rumah tempat tinggal para raja ataupun kepala desa serta menjadi salah satu tempat beribadah bagi masyarakat Maluku. Bangunan rumah adat baileo ini dapat dengan mudah ditemukan di sebagian besar negeri adat yang terdapat di kecamatan Saparua.

Rumah adat sekarang sering difungsikan sebagai tempat berkumpul dan melakukan kegiatan-kegiatan adat ataupun acara keagamaan lainnya. Jika melihat dari fungsi rumah ini maka rumah adat ini bisa juga disebut sebagai balai pertemuan. Rumah adat ini berbetuk seperti rumah panggung yang memiliki kolong dengan bentuk persegi dengan pondasi rumah yang terbuat dari kayu, papan sebagai lantainya dan daun sagu sebagai atapnya.

Baca: Rumah Adat Sumatera Barat, Gambar dan Penjelasan

Rumah adat yang bernama Baileo ini keunikannya memiliki banyak tiang – tiang penyanggah yang diberi ukiran – ukiran, dan untuk menaiki rumah ini terlebih dahulu mesti menaiki tangga setinggi 1,5 m. Keunikan lain dari rumah adat ini adalah untuk membangun rumah adat ini dibutuhkan tengkorak kepala manusia sebagai pondasi tiang penyanggah rumah yang biasanya berasal dari kepala musuh musuh suku Huaulu, namun sekarang digantikan dengan tempurung kelapa.

Seiring dengan perkembangan zaman, rumah adat Baileo ini pun banyak mengalami perubahan dari beberapa segi. Diantaranya bahan untuk membangun rumah yang sudah lebih modern karena menggunakan bahan seperti semen dan atap yang terbuat dari seng. Meski demikian masyarakat Maluku tetap menjaga nilai kesakralan dari bangunan ini.

Baca: Rumah Adat Mandailing dan Keterangannya

Rumah adalah tempat tinggal manusia. Perubahan zaman membuat banyak variasi tempat tinggal, apalagi dizaman modern saat ini. Namun adalah sikap yang tidak tepat dengan mengabaikan eksistensi rumah adat Maluku yang semestinya di lestarikan oleh generasi saat ini.

Loading...

Leave a Reply