3 Nama Rumah Adat Sulawesi Tenggara, Gambar dan Penjelasannya

Posted on

nama rumah adat Sulawesi Tenggara adalah nama-nama yang penting untuk dikenali satu persatu oleh warga Indonesia di manapun berada. Karena dari nama tersebut muncul berbagai macam keunikan yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran yang berharga pula.

Rumah adat yang berada di Sulawesi Tenggara sampai kini masih bisa ditemukan gambar dan penjelasannya baik melalui buku maupun melalui sarana Komunikasi Daring. Hal ini merupakan kabar gembira bagi kita semua dan jangan disia – siakan. Mengenal lebih dekat tentang rumah tradisional Sulawesi Tenggara akan semakin asyik jika dibarengi dengan diskusi dengan teman – teman.

Berubahnya fungsi rumah adat Sulawesi Tenggara dari dahulu sampai sekarang merupakan sebuah konsekuensi yang logis. Jika dulu rumah adat tersebut memiliki fungsi yang maksimal (kompleks), sedangkan sekarang fungsinya bergeser karena tuntutan dari perubahan zaman. Bahkan ada rumah adat yang hanya menjadi destinasi wisata saja. Atau yang lebih mirisnya lagi ada rumah adat yang tidak terurus dengan baik.

Kewajiban mengenal apakah itu bentuk asal muasal dan sejarah tentang rumah adat Sulawesi Tenggara tidak hanya kewajiban mereka yang saat ini berada di bangku sekolah saja. Siapa pun juga selama dia adalah warga Indonesia yang baik, sudah menjadi kewajaran untuk mengenal nama – namanya.

Jumlah rumah adat Sulawesi Tenggara yang kami temukan ternyata persis dengan jumlah rumah adat Sulawesi Tengah yaitu sebanyak 3 saja jumlahnya. Masih lebih banyak jumlah rumah adat Sumatera Utara.

Berikut adalah nama – nama rumah adat Sulawesi Tengah yang berhasil kami kumpulkan. Simak informasinya berikut ini.

1. Rumah Adat Laikas

Rumah Adat Laikas (Blogger)

Rumah tradisional ini merupakan rumah adat dari suku Tolaki. Suku ini tinggal di kota Kendari dan Kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan beberapa kabupaten kota lain.

Rumah adat ini ini memiliki ciri khas yang cukup menawan yaitu berbentuk panggung dan mempunyai 3 sampai dengan 4 lantai. Pada bagian kolong rumah biasa dimanfaatkan oleh warga setempat untuk memelihara binatang ternak.

Pada lantai 1 dan 2 menjadi tempat tinggal penghuni yang pada zaman dahulu ditempati oleh para raja dan permaisuri. Sedangkan pada lantai 3 berguna sebagai tempat untuk menyimpan barang – barang yang berharga.

Di lantai 4 adalah tempat untuk melakukan ritual apakah bertapa, bersemedi atau beribadah berdasarkan keyakinan yang tinggal di rumah tersebut.

2. Rumah Adat Mekongga

Rumah Adat Mekongga (Situsbudaya)

Rumah tradisional ini adalah rumah suku Raha. Berbentuk segi empat dan terbuat dari kayu, bangunan ini memiliki luas yang cukup lebar. Ketinggian daripada tiangnya mencapai 20 kaki dari atas tanah.

Biasanya bangunan ini terletak di halaman yang terbuka di tengah hutan. Adapun fungsinya yaitu sebagai tempat bagi Raja untuk melakukan acara – acara yang bersifat seremonial atau juga bisa melakukan upacara adat yang melibatkan warga setempat.

Jumlah tiang dan jumlah anak tangga semua mempunyai makna. Contohnya panggung yang jumlahnya 12 bermakna 12 pemimpin yang berpengaruh dan tangga yang berjumlah 30 maknanya adalah 30 bulu dari sayap burung. Begitu juga dengan 4 ruangan yang tersedia memiliki makna tersendiri. Jadi tidak asal dibangun tanpa memiliki landasan filosofi.

3. Rumah Adat Banua Tada

Rumah Adat Banua Tada (Blogger)

Rumah tradisional ini terbuat dari bahan material yaitu kayu tanpa menggunakan paku. Berbentuk rumah panggung, dimana biasanya lantai kolong itu digunakan untuk memelihara binatang peliharaan, apakah ayam atau hewan yang lainnya. Banua Tada memiliki arti, yaitu Banua adalah rumah dan Tada yang berarti Siku. Secara harfiah Banua Tada adalah Rumah Siku.

Rumah ini merupakan peninggalan dari Kesultanan Buton yang ketika itu banyak simbol – simbol dan hiasan yang dipengaruhi oleh adanya konsep ajaran tasawuf. Adapun fungsi dari rumah ini yaitu disesuaikan dengan jenisnya.

3.1. Kamali (Malige) yaitu sebuah rumah Istana yang merupakan tempat tinggal bagi raja dan keluarganya.

3.2. Banua Tada Tare Pata Pale yaitu rumah siku bertiang 4 tempat tinggal dengan pejabat dan pegawai istana.

3.3. Banua Tada Tare Talu Pale merupakan rumah yang ditempati oleh masyarakat biasa.

Cara Menjaga Rumah Adat

Kenapa harus menjaga rumah adat? Pertanyaan ini disampaikan karena hari ini banyak rumah adat yang tidak mendapat perhatian sebagaimana wajarnya. Situs sejarah ini menjadi sesuatu hal yang tidak berharga di mata sebagian kita. Padahal kalau dinilai berdasarkan materi, rumah adat tidak bisa dinilai. Karena harganya yang melampaui materi itu sendiri.

Apakah rumah adat yang ada di Sulawesi Tenggara akan punah? Jawabannya tergantung dari pada bagaimana kita memperlakukannya. Atau lebih jelasnya bagaimana cara kita melestarikannya. Jika kita melestarikannya dengan cara yang baik dan benar maka sampai kapanpun eksistensi rumah adat tersebut akan tetap ada meski kita telah tiada. Maka dari itu cara paling efektif untuk menjaga rumah adat adalah dengan membangun kesadaran bersama tentang pentingnya keberadaan rumah adat itu sendiri.

Gerakan kesadaran ini selayaknya mendapat dukungan dari berbagai pihak mulai dari lembaga pemerintahan dan masyarakat pada umumnya. Ketika kesadaran kolektif ini sudah terbangun maka secara otomatis semua rumah – rumah adat yang ada di Indonesia akan terawat dengan sebaik – baiknya. Jika kita bisa mengemasnya menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik, maka secara tidak langsung kita akan meningkatkan pendapatan asli daerah dan menumbuhkan ekonomi kerakyatan.

Cukup sekian informasi tentang nama – nama rumah adat yang berada di Sulawesi Tenggara kami utarakan. Pada lain waktu dan kesempatan akan kami perbaharui berdasarkan referensi yang terpercaya. Saran dan komentar bisa Anda aspirasikan melalui kolom komentar dibawah ini. Atas waktu dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.