Nama rumah adat khas daerah Riau dan penjelasannya merupakan kumpulan situs budaya dan sejarah yang berada di pulau Sumatera, tepatnya di wilayah propinsi yang banyak dihuni oleh suku Melayu, propinsi Riau. Identik dengan Melayu merupakan hal yang tidak bisa dibantah lagi. Jika kita bicara tentang rumah adat Riau, itu sama saja dengan kita bicara tentang rumah adat Melayu. Kemudian jika kita bicara tentang tradisi Riau, maka kita juga bicara tentang kebiasan suku Melayu.
Jumlahnya tidaklah banyak. Masih dibawah daripada jumlah rumah adat Jawa Tengah yang mencapai belasan. Namun kita banyak dapat pelajaran dari rumah adat Riau ini, mulai dari model bangunan, filosofi dan muatan nilai sejarah yang tidak bisa dinilai oleh materi.
Sebenarnya, pelajaran tentang rumah adat Riau ini adalah pelajaran anak Sekolah Dasar (SD). Jika hari ini banyak yang masih belum tahu, mungkin penyebabnya karena lupa. Kabar baiknya, saat ini kita semakin mudah untuk menapatkan informasi yang dinginkan. Banyaknya alat komuniasi berteknologi yang sudah terhubung dengan komunikasi daring membuat kita mudah menapatkan banyak informasi dalam waktu yang singkat. Termasuk juga hal – hal yang terkait dengan hunian adat Riau ini dan bisa juga rumah adat lain, seperti rumah adat Sumatera Utara, rumah Adat Kalimantan Barat dan rumah adat Palembang Sumatera Selatan.
Baiklah, berikut nama – nama dari rumah adat Riau yang harus diketahui.
Table of Contents
1. Rumah Atap Lontik
Rumah Atap Lontik memiliki nama lain yaitu Rumah Lancang atau Pancalang disebut orang. Asal dari rumah Melayu Atap Lontik yaitu daerah Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Bukan tanpa alasan, rumah adat ini disebut dengan sebutan Lancang atau Pancalang, tidak lain disebabkan hunian masa lalu ini mempunyai hiasan di dinding depan rumah yang berbentuk alat transportasi air bernama perahu sebagai simbol masyarakat.
Maka jangan heran jika dilihat dari kejauhan, maka Anda akan melihatnya seperti rumah – rumah perahu. Meski disebut dengan sebutan Lancang dan Pancalang, tetap saja rumah ini populer dengan sebutan Lontik. Alasanya, rumah adat ini mempunyai parabung atap yang meletik ke arah atas.
Pengaruh dari rumah adat Minangkabau dirasa ada atas terbentuknya rumah adat Lontik ini. Dan ini wajar disebabkan lokasi Riau berdekatan dengan propinsi Sumatera Barat.
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat rumah ini adalah jumlah dari anak tangga yang tidak boleh genap dan biasanya jumlahnya adalah lima, tujuh, sembilan. Tidak tahu mengapa bisa seperti ini.
Selidik punya selidik, ternyata alasan masyarakat memilih angka lima disebabkan rukun agama Islam. Adapun tiang sebagai penyangka sangat bervariasi bentuknya, mulai dari segi empat sampai dengan segi sembilan.
Semoga rumah adat Melayu Lontik ini tepat lestari sampai kapanpun juga.
2. Rumah Balai Salaso Jatuh
Sejatinya, Rumah Balai Salaso Jatuh merupakan sebuah bangunan di daerah Riau yang dipakai untuk melakukan kegiatan musyawarah dan kegiatan bersama masyarakat setempat dalam bentuk lain. Dengan demikian, fungsi dari Rumah Balai Salaso Jatuh tidak untuk keperluan pribadi.
Jenis – jenis pada bangunan Balai Salaso Jatuh ada beberapa:
2.1. Balai Panobatan
2.2. Balirung Sari
2.3. Balai Karapatan
Seiring berjalannya waktu, kegunaan dari bangunan ini dirubah masyarakat menjadi rumah penghulu atau masjid.
Ciri khas bangunannya yaitu selaras keliling, dan mempunyai lantai yang lebih rendah dari ruangan tengah. Guna memperindah, ada banyak dijumpai ukiran seni pada bangunan ini.
3. Rumah Atap Limas Potong
Rumah adat ini merupakan rumah tradisional suku Melayu yang hidup di daerah Riau. Bentuknya persis bangun Limas yang terpotong. Selain sering dijumpai di Riau, hunian zaman dulu ini juga bisa dijumpai didaerah lain, seperti Kepulauan Riau.
Model rumah panggung, ketinggian rumah ini antara 1.5 meter sampai 2 meter dari permukaan tanah. Sedangkan luas berbeda – beda setiap rumah. Disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan tuan rumah.
Tidak ada aturan baku mengenai luasnya. Artinya jika tuan rumah punya lahan luas dan uang yang banyak, maka dia bisa membuat rumah atap Limas Potong ini luas.
Fungsi dari rumah ini lebih kepada untuk hunian keluarga melakukan aktivitas seperti: makan, tidur, dan bercengkrama serta yang lain – lain. Kegiatan yang umum dilakukan oleh masyarakat setempat.
4. Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar
Selanjutnya kita bahas Rumah Adat Riau Salaso Jatuh Kembar yang merupakan rumah adat yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat sebagai rumah adat resmi Provinsi Riau sekaligus menjadi ikon dan simbol untuk Provinsi penghasil minyak itu sendiri.
Dari namanya kita sudah bisa menemak bahwa Rumah Adat Salaso Jatuh Kembar ini memiliki bentuk persis dengan bentuk rumah Balai Salaso Jatuh. Perbedaannya adalah lebih kepada kegunaannya. Yang satu untuk kegiatan bersama, sedang yang satu lagi untuk keperluan masing-masing individu.
Alasan dari namanya karena memiliki model rumah seperti rumah panggung yang berbentuk persegi panjang. Penyebab selanjutnya karena rumah ini mempunyai 2 selaras yang ruang tengahnya lebih tinggi dari lantainya.
5. Rumah Melayu Lipat Kajang
Rumah Melayu Lipat Kajang memiliki bentuk persis alat transportasi laut tradisional yang dikenal dengan nama perahu. Melengkung ke atas pada ujung atas bangunan rumah ini dan masyarakat setempat menyebutnya dengan sebutan pohon jerambah.
Kini, warga Riau sudah jarang menggunakan rumah ini. Ternyata hilangnya kebudayaan ini penyebabnya karena adanya konsep atau arsitektur bangunan dari asing, khususnya Barat.
Cukup sampai disini uraian tentang nama – nama rumah adat Riau (Melayu) kami sampaikan untuk para pembaca sekalian. Semoga saja informasi ini memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa sampaikan saran, kritik dan komentar Anda ya. Tetap semangat!
Tanya Jawab
T: Ada berapa Rumah Adat Riau?
J: Saat ini baru ada 5 (lima). Akan di tambah sesuai dengan penemuan baru.
T: Apa yang dimaksud dengan Rumah Adat Riau?
J: Rumah adat Riau adalah rumah tradisional yang berada di wilayah Riau. Ada yang digunakan untuk keperluan masing – masing dan ada yang digunakan untuk keperluan bersama.
