Apa saja kebiasaan orang Bali yang penting untuk diketahui? Mengapa penting untuk diketahui? Karena orang bali punya banyak keunikan dan ciri khas sehingga membuat banyak orang dalam negeri dan luar negeri pada kepo. Tentu saja mereka juga kepo dengan wisata alamnya yang indah.
Terlebih dahulu, sebelum kita masuk kepada pembahasan, sebaiknya Anda mengetahui apa bahasa yang dipakai oleh orang Bali dalam kesehariannya. Menurut informasi yang ditemukan bahwa orang Bali memakai bahasa bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak.
Table of Contents
Sekilas Tentang Bali
Bali merupakan sebuah provinsi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang ibukotanya bernama Denpasar. Bali juga termasuk salah satu pulau di Kepulauan Nusa Tenggara.
Laman bkpm melaporkan bahwa wilayah Provinsi Bali terbagi menjadi wilayah daratan dan wilayah laut dengan total luas wilayah mencapai 5.636,66 Km2 atau sebesar 0,29% dari luas kepulauan Indonesia. Wilayah Provinsi Bali yang beribukota di Kota Denpasar terbagi dalam 8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kota, yakni Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Buleleng, Karangasem dan Kota Denpasar. Kabupaten Buleleng merupakan wilayah dengan luas terbesar yaitu 1.365,88 Km2 (24,23%), sementara Kota Denpasar merupakan wilayah dengan luas terkecil yaitu 127,78 Km2.
Posisinya terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Bali sebelumnya merupakan bagian dari Provinsi Sunda Kecil bersama dengan Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor.
Secara geografis, Bali dikelilingi perairan yang menjadi batas wilayah provinsi, yaitu:
- Sebelah Utara : Laut Bali,
- Sebelah Selatan : Samudera Hindia
- Sebelah Barat : Selat Bali
- Sebelah Timur : Selat Lombok
Mayoritas penduduk Bali menganut ajaran agama Hindu. Pura sebagai tempat peribadatan tampak disetiap sudut wilayah, dan ada pula yang di daerah rumah dalam bentuk yang lebih kecil. Maka ada istilah, selain dikenal oleh publik sebagai Pulau Dewata, Bali juga disebut dengan Pulau Seribu Pura.
Tentu masih luas lagi bicara tentang Bali. Maka pada kesempatan ini kita akan fokus kepada kebiasaan, adat istiadat, tradisi dan upacara orang Bali saja. Dan berdasarkan hasil penelusuran, kami temukan ada puluhan jumlahnya.
Apa Sajakah Kebiasaan Orang Bali?
Simak berikut ini informasinya.
1. Sepi Saat Nyepi
Setahun sekali ada hari raya yang dikenal dengan nama Nyepi untuk umat Hindu. Karena mayoritas warga Pulau Dewata beragama Hindu, sudah dipastikan perayaan hari rayanya semakin terasa. Pada saat perayaan nyepi, semuanya akan betul-betul sepi. Baik dirumah, dijalanan, di area perkantoran, di pasar, bahkan juga tempat rekreasi. Semuang benar – benar sepi.
Mereka (baca: Umat Hindu Bali) tidak keluar dari rumah mereka dan melakukan aktivitas saat Nyepi. Termasuk juga aparat polisi adat yang mengawasi supaya perayaan itu berjalan teratur.
2. Orangnya Murah Senyum
Bukan rahasia lagi, orang Bali memang murah melemparkan senyuman kepada semua orang. Hal ini yang menyebabkan banyak orang suka datang ke Bali. Magnet orang – orangnya sangat efektif untuk meningkatkan jumlah wisatawan, baik dari dalam negeri dan luar negeri.
Senyum menjadi syarat untuk pedagang. Dan dalam hal ini, orang Bali menjadi pedagang akan wilayahnya yang banyak tempat wisata.
3. Takut Tidur
Kebiasaan unik ini ada di Bali, menurut pengakuan pengamat tidur menemukan bahwa orang-orang Bali cenderung tidur nyenyak dalam situasi stres.
Laporan majalah Time merilis bahwa kegiatan tidur dapat menghapus rasa takut pada manusia.
4. Ritual Keagamaan Tiap Hari
Nyaris setiap hari ada saja kegiatan ritual yang orang Bali lakukan. Kegiatan ini dilakukan di rumah dan juga di tempat ibadah. Maka jangan heran jika Anda bisa temukan orang Bali selalu memenuhi Pura setiap hari.
5. Melakukan Upacara Potong Gigi
Menggunting atau mengikir gigi taring termasuk kebiasaan orang Bali. Maksud dari hal ini untuk menghilangkan sifat buas dari diri seorang. Nama lain dari kebiasaan ini adalah Mepandes atau Matatah.
Adapun syarat untuk melakukanna, yaitu mereka yang sudah remaja dan dewasa saja.
6. Umumnya Mempunyai Nama yang Sama
Tidak tahu kenapa demikian. Biasanya orang Bali sering memberikan nama anaknya dengan sebutan Made, Ketut, Nyoman, Wayan, I Besar, dan lain-lain. Hal ini sangat umum ditemukan di Bali.
Kepada anak sulung umumnya diberi nama Wayan. Sedang anak ke-2 Made, anak ke-3 Nyoman, dan anak ke-4 Ketut. Hanya saja beberapa nama itu pada umumnya dipasangkan cuman untuk beberapa pria.
7. Menggemari Seni
Ketika menjelajahi Bali yang disebut dengan Pulau Dewata, tidak sudah untuk menemukan ukiran patung, ukir-pahatan, lukisan, dan beragam kreasi seni lainnya. Hampir disetiap sudut kota ada yang demikian. Darah seni memang sudah terpatri dalam diri setiap orang Bali dan mereka kreasikan dalam banyak hal sebagai buktinya.
Dan tidak hanya kreasi seni, keahlian lain orang Bali juga lihai menari dan bermain musik. Aneka acara seni tari bisa dijumpai di Bali.
8. Mengkultuskan Binatang Sapi
Dalam tuntunan ajaran agama Hindu, binatang sapi ialah binatang yang disucikan dan di Bali mayoritas orang beragama Hindu. Hanya saja kebiasaan ini tidak bisa disamaratakan kepada orang hindu yang beragama diliar Hindu.
Berdasarkan ajaran penganut agama Hindu, sapi sebagai simbol dari ibu pertiwi yang bisa memberinya kesejahteraan ke kesemua makhluk hidup di bumi.
Karena itu menyembelih dan makan daging sapi ialah hal yang dilarang oleh orang Bali yang beragama Hindu. Perlakuan mereka terhadap sapi sangat khsusus. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa tindakan itu tidak berarti menyembah sapi, kebiasaan orang Bali tersebut sebagai perlakuan menghargai hewan itu.
9. Adat Megibung
Berdasarkan sejarah bahwa Megibung merupakan adat yang sejak dahulu diilustrasikan pertama kalinya oleh I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem, Raja Karangasem I di tahun 1614. Tradisi itu ialah makan bersama sekalian duduk dan tukar pemikiran antar orang Bali. Uniknya, semua golongan/agama ikut dalam kebiasaan ini, tidak hanya warga Bali yang beragama Hindu saja.
Waktu untuk melaksanan Megibung sebelum beberapa tamu pulang. Beberapa tamu dibawa makan sebagai pertanda keakraban dan kekerabatan. Pada praktekknya, tamu akan duduk melingkar sekitar 5-8 orang.
10. Gemar Memberikan Selendang ke Wisatawan
Memberi selendang ke wisatawan bukan tanpa sebab, umumnya ini dilaksanakan di beberapa tempat yang dianggap sakral. Seperti pura, penyemayaman, dan lain-lain. Karena syarat untuk masuk ke arah tempat itu harus memakai baju adat Bali.
Dan selendang dianggap oleh orang Bali sebagai baju adat enteng yang perlu dipakai tiap pengunjung yang masuk.
11. Suka Memakai Baju Adat
Baju adat tidak terlepas dari kebiasaan orang Bali. Dan yang buat kaya akan budaya, pada setiap upacara baju adatnya akan berlainan, mulai pada perayaan ngaben, pernikahan, tatap muka, sampai pemujaan.
Warga Bali yang wanita masih suka kenakan kebaya dan kain. Sedang bagi pria suka kenakan ikat kepala.
12. Panggilan kata “Bli”
Setiap daerah memang punya panggilan tersendiri terhadap seseorang. Begitu pun di Bali ada penyebutan “Bli” dengan bahasa Bali memiliki arti kakak dan sudah menjadi kebiasaan yang cukup lama dari masa ke masa. Kata “Bli” bisa juga dijadikan panggilan. Walau telah terbiasa, penyebutan itu pun tidak dapat dipasangkan ke sembarangan orang, ada syarat tertentu.
Selain itu, ada juga panggilan lain, seperti Gusti, Cokorde, Ida Bagus, sampai Anak Agung.
13. Gampang Akrab
Kegemaran menegur sapa orang sebagai bukti bahwa orang Bali mudah akrab dengan orang bari di kenal. Istilah lainnya adalah orang Bali tidak sombong. Apa mungkin karena Bali merupakan daerah wisata, tidak tahu pasti.
Teguran berlanjut dengan cakap – cakap yang juga di gemari mereka. Suasana ini membuat semakin cari sehingga jadi cepat akrab.
Dengan begitu, orang yang datang ke Bali akan senang karena penduduk setempat bukan orang yang sombong.
14. Menjaga Adat dan Budaya
Kepeduliannya dengan adat dan budaya memang sangat luar biasa. Banyak warisan budaya yang masih langgen hingga kini. Beberapa hal yang bisa dilihat adalah fenomena beberapa rumah di Bali diperlengkapi dengan pura, patung, dan beragam kelengkapan adat yang lain.
Tidak Cuma itu saja, baju seperti kebaya, kain, udeng, dikenai dalam sehari-harinya. Hal ini tidak terlepas dari rasa kompak warga Bali itu sendiri dalam menjunjung tinggi budaya dan adatnya. Untuk melestarikan adat dan budaya, disetiap wilayah diangkat penopang adat.
15. Peduli Dengan Alam
Sudah lama orang Bali yang beragama Hindu menjalankan kebiasaan yang bernama Ide Karma Phala ini. Ada keyakinan dalam diri jika mengerjakannya ada manfaat yang didapat. Orang Bali berprinsip jika alam ialah peninggalan dari nenek moyang yang perlu dijaga dengan sepenuh hati dan supaya alam juga jaga mereka.
Beberapa desa-desa di Bali tetap terlindungi keelokan alamnya. Bukan Cuma itu, udara dan tumbuhan-tumbuhannya masih sehat karena jauh dari pencemaran udara.
16. Selalu Siap Jadi Pemandu Wisata
Karena Bali adalah wilayah yang jadi favorit rekreasi para wisatawan dari berbagai daerah dan negara, maka banyak orang Bali yang berpotensi jadi pemandu wisata (guide). Mereka akan siap jadi pemandu dengan berbagai bahasa, khususnya adalah bahasa Inggris.
Sudah pasti profesi guide membuka lowongan pekerjaan bagi orang Bali. Selain mendapatkan uang, mereka juga mendapatkan jaringan.
17. Tradisi Ngaben
Untuk mereka yang beragama Hindu, ada kebiasaan yang bernama Ngaben. Apa itu Ngaben? Yaitu upacara pembakaran mayat/kremasi. Kebiasaan ini dilaksanakan yang merupakan kegiatan besar. Selain sakral, upacara ini mengeruk uang yang tidak sedikit rupanya.
Satu sisi ada nilai wisata dari tradisi Ngaben ini. Banyak wisatawan yang suka pula dan menjadikan sebagai destinasi wisata tersendiri bagi mereka yang datang ke Bali, khususnya adalah pelancong dari luar negeri.
18. Mempunyai Banyak Ritual Unik
Sangat banyak sekali ritual orang Bali, mulai dari yang namanya ritual ngejot, mesaiban, ngaben, dan beragam ritual pemujaan.
Dan tetap menjadi daya tarik wisatawan yang datang untuk menyaksikan ane ragam ritual orang Bali tersebut.
19. Penjor saat Galungan dan Piodalan
Hari raya agama Hindu yang lain adalah Galungan. Pada saat perayaan Galungan, orang – orang akan menyaksikan dekorasi berbentuk Penjor yang terpasang di pelataran rumah. Penjor sendiri tidak hanya untuk hiasan semata, namun bermakna yang keramat bagi orang Bali.
Dan, tidak cuman saat hari raya Galungan, saat Piodalan juga akan dipasang Penjor dimana saja. Hal ini terlihat berbeda dengan perayaan Nyepi yang identik dengan suasana sunyi.
20. Membuntel Pohon Besar dengan Kain
Pohon besar dibalut dengan kain adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang Bali. Biasanya corak kain yang dipakai adalah kotak – kotak. Hal ini mengisyaratkan keyakinan warga Bali jika di pohon besar atau pohon tertentu ada alam lain.
Pesan yang ingin disampaikan pada buntelan di pohon adalah bila orang yang lewat disekelilingnya harus hormat dan jangan lakukan perbuatan tercela.
21. Mayoritas Bisa Bahasa Inggris
Karena banyak turis mancanegara yang datang memakai bahasa Inggris, maka secara alamiah orang Bali terdorong untuk belajar bahasa Inggris pula. Hasilnya mereka benar – benar bisa berbahasa Inggris.
Proses belajar mereka sangat cepat karena langsung berinteraksi dengan waisatawan. Belajar langsung praktek.
22. Tamu Yang Datang Sebagai Raja
Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa tamu adalah raja. Sepertinya inilah yang menjadi salah satu kebiasaan masyarakat bali dalam memperlakukan tamu yang datang berkunjung ke bali. Bagi mereka menjadikan tamu sebagai raja akan membuat nilai dari budaya bali semangkin meningkat sehingga banyak pengunjung yang datang berwisata ke pulau dewata ini merasa nyaman dan betah . Setiap tahunnya angka pengunjung wisata ke pulau bali selalu meningkat hal ini tentubukan hanya dikarenakan keadaan alam pulau bali yang indah namun juga dikarenakan sikap dan sambutan dari masyarakat bali itu sendiri kepada para pengunjung yang datang ke bali.
Kebiasaan ini sudah turun menurun dikalangan masyarakat bali sejak zaman dahulu. Keramahan dan penyambutan yang hangat bagi para pengunjung yang datang ke pulau bali membuat wisatawan terpesona dan kebanyakan dari mereka akan melakukan kunjungan lagi dan lagi kepulau bali.
23. Ritual Kesurupan Massal
Kesurupan dapat terjadi dimana saja tanpa memandang tempat dan waktu. Bagi masyarakat bali yang dikenal dengan masyarakat dengan nilai mistis yang cukup tinggi, kesurupan bukanlah hal yang aneh. Bahkan di bali masyarakatnya mengenal satu istilah kesurupan masal. Kesurupan masal sendiri bukan hal asing di Bali. Umumnya bila ada kesurupan masal karena ada ritus yang sudah dilakukan pada perayaan kuningan. Ritus itu cukup populer di Bali, khususnya di Pura Petilan Kasiman.
24. Penyemayaman Trunyan
Sebagian besar masyarakat bali adalah pemeluk agama hindu yang memiliki tradisi kremasi dalam pemakaman mayat. Namun di dusun Trunyan, Kintamani, ada satu tradisi unik dimana mayat tidak dipendam atau dikremasi. Mayat atau zenajah orang yang sudah meninggal akan ditempatkan demikian saja di dekat sebauh pohon Taru Menyan. Pohon Taru Menyan sendiri dikenal dengan pohon yang mengeluarkan wewangian yang paling wangi dan banyak tumbuh disekitar dusun tersebut.
Bagi anda yang penasaran dan ingin berkunjung untuk melihat kebiasaan masyarakat bali yang cukup unik ini anda bisa datang ke wilayah trunyan. Anda tak perlu merasa khawatir apalagi takut untuk datang berkunjung kedaerah ini sebab keamanan dan kenyamanan anda sebagai pengunjung selalu terlindungi di wilayah ini.
25. Rumah Dirombak Menjadi Pemondokan
Tingkat pengunjung yang cukup tinggi dan selalu mengingkat setiap tahunnya membuat masyarakat bali banyak yang merombak rumahnya menjadi pemondokan. Sebab pada waktu – waktu tertentu adakalanya pengunjung yang datang ke bali membludak sehingga banyak diantara pengunjung yang mengalami kesulitan mencari tempat bermalam. Ada juga pengunjung yang sengaja memilih rumah warga sebagai tempat pemondokan karna terkesan lebih ramah dan dekat dengan budaya masyarakat bali, selain itu harga juga menjadi salah satu pertimbangan banyak pengunjung yang memilih mondok di rumah warga.
26. Suka Dengan Pakaian Warna Putih
Warna putih mempunyai makna bersih dan suci. Bagi masyarakat bali dengan nilai budaya yang sakral menggunakan pakaian bewarna putih akan membuat suasana terasa lebih sakral. Selain itu warna putih yang bermakna suci membuat masyarakat bali terlihat lebih dekat dengan budaya dan alam pulau dewata. Pakaian warna putih juga biasanya digunakan masyarakat bali untuk beribadah di pura.
Baca: Nama Pakaian Adat Daerah Bali
Masih ada beberapa atau banyak lagi kebiasaan orang Bali, baik secara individu atau kelompok. Semuanya bisa diketahui dengan kita tetap belajar secara terus menerus, apakah dengan membaca buku, bertanya sampai dengan diskusi.