Alat musik tradisional Aceh, nama dan penjelasannya adalah sebuah informasi yang berhubungan dengan kesenian daerah yang terkenal dengan sebutan Serambi Mekkah. Wilayah yang berlokasi diujung ini memiliki kesenian yang unik untuk dipelajari.
Karena banyak yang cari informasi terkait dengan alat musik khas Aceh di internet berdasarkan sumber di mesin pencari Google, maka kami pun berusaha dengan mengalokasikan waktu membuat artikelnya. Dari hasil kerja yang kami lakukan, kami pun berhasil mengumpulkan daftar mengenai alat musik Tanah Rencong yang disertai dengan keterangan mengenai nama, sedikit sejarah serta cara memainkannya.
Alat musik tradisional Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada masa lalu digunakan sebagai sarana hiburan masyarakat. Turun temurun sampai sekarang masih eksis menjadi hiburan rakyat biasa sampai dengan kerajaan. Hanya saja sebagian sudah tidak digunakan lagi. Tidak tahu pasti apa sebabnya bisa demikian. Mungkin karena perubahan zaman yang sudah serba canggih.
Anda bisa menemukan alat musik Aceh dengan langsung datang ke Aceh jika memiliki waktu luang. Nah, bagi Anda yang tidak sempat atau belum sempat datang ke Aceh, Anda bisa baca nama – nama alat musik tradisional Aceh berikut ini.
Table of Contents
1. Rebana Kompang

Alat musik Rebana Kompang adalah alat musik asli dari masyarakat suku melayu. Dan Aceh merupakan salah satu wilayah penyebaran suku Melayu di nusantara. Alat musik ini juga melekat karna masyarakat Aceh yang dikenal sebagai masyarakat mayoritas muslim dan masih berpegang teguh pada nilai-nilai keislaman.
Rebana Kompang biasanya dimainkan oleh masyarakat aceh pada pertunjukan qasidahan yang biasa diadakan ketika acara pernikahan ataupun acara lainnya. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu dan kulit binatang yang berbentuk bulat pipih dan dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan telapak tangan dan jari-jari.
2. Bangsi Alas

Alat musik ini terbuat dari batang bambu berukuran kecil dengan panjang 41 cm dan diameter bambunya 2,8 cm. Bangsi adalah jenis alat musik tiup yang bentuknya seperti seruling. Pada bagian atasnya akan terdapat 7 buah lubang dengan ukuran lubang berbeda-beda.
Bangsi Alas pada zaman dahulu biasa dipakai sebagai musik pengiring Tarian Landok Alun. Masing-masing lubang memiliki fungsi yang berbeda-beda yang terbagi dalam enam buah lubang nada, dan satu buah lubang udara yang letaknya dekat dengan tempat yang ditiup.
Pada bagian ujung bangsi ditutup dengan buku bambu sedangkan pada bagian ujung yang satu lagi ditutup dengan gabus. Daun kuang (daun pandan) membalut tempat (bagian) yang tertiup gabus dengan memberi sedikit berlebih (melewati bambu), dan dari sinilah nantinya peniup bangsi melekatkan kedua bibirnya untuk meniup.
Baca juga: Alat Musik Suku Karo
3. Teganing

Teganing adalah alat musik dari suku Gayo yang mendiami daerah Aceh Tengah dan bener meriah. Alat musik ini terbuat dari bahan tumbuhan bambu yang sudah cukup tua dengan ruas yang panjang dan diameter yang cukup besar. Cara membuat Teganing adalah dengan memberi lubang memanjang pada bambu yang disebut kekepak. Dengan menoreh memanjang tempat tali sebanyak 3 (tiga) buah dan tidak boleh terputus atau terpisah dari bambunya.
Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul berupa stick pada sisi bagian talinya menggunakan tangan kanan sedangkan tangan kiri memukul bagian badannya. Bunyi ketiga tali ini bisa diatur sesuai fungsinya sebagai canang, memong dan gong dengan ganjal yang ditaruh untuk memisahkan tali dan bambu.
4. Bereguh

Pada awalnya alat musik ini menjadi salah satu perlengkapan yang digunakan dalam berburu. Alat musik ini digunakan sebagai alat komunikasi tradisional antara sesama pemburu ketika berada didalam hutan. Penggunaan alat musik ini merata hampir diseluruh wilayah Nanggroe Aceh Darussalam.
Alat musik ini terbuat dari tanduk kerbau yang dimainkan dengan cara ditiup. Nada yang dihasilkan dari alat musik ini cukup terbatas dan sangat tergantung pada bagaimana tehnik yang dimainkan oleh sang pemain alat musik ini.
5. Arbab

Arbab adalah alat musik yang terbuat dari beberapa komponen bahan berupa kayu, tempurung kelapa, kulit kambing dan dawai. Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek menggunakan alat penggesek yang juga dibuat khusus yang biasa disebut Go Arbab. Alat musik ini biasanya dimainkan untuk mengiringi lagu – lagu dari daerah aceh.
Alat musik ini biasanya dimainkan dalam acara pesta rakyat dan acara – acara pasar malam. Alat musik ini biasanya juga dimainkan bersamaan dengan alat musik tradisional lainnya seperti rapai. Arbab memiliki peran sebagai instrumen utama dalam sebuah lagu yang dinyanyikan.
6. Serune Kalee

Serune Kalee dikenal juga sebagai terompet khas dari daerah Aceh. Alat musik ini memiliki bentuk seperti Klarinet. Saat dimainkan Serune Kalee diiringi Geundrang, Rapai, dan instrumen tradisional lainnya, dan memiliki peran sebagai alat instrumen utama dalam sebuah pertunjukan yang biasa digelar tergantung dengan kesiapan dalam melaksanakan salah satu kebiasaan masyarakat Aceh ini.
7. Tambo

Tambo adalah alat musik tradisional dari Aceh yang terbuat dari bahan batang kayu iboh, kulit sapi dan rotan sebagai alat peregang kulit. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Tambo pada awalnya berfungsi sebagai alat komunikasi untuk memberitahu kepada warga masyarakat bahwa waktu sholat telah tiba ataupun sebagai alat pemanggil bagi warga untuk berkumpul di munasah (mushollah) untuk membicarakan masalah disuatu kampung.
8. Kecapi Olah

Kecapi Olah dimainkan dengan cara dipukul. Biasanya alat musik ini dimainkan untuk mengiringi nyanyian ataupun tarian tradisional dari daerah Aceh. Alat musik ini banyak dikenal dan berkembang diwilayah Alas propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Beberapa museum di Aceh menyimpan dokumen tentang alat musik ini, baik sejarah, siapa penciptanya dan kapan saja digunakan.
9. Canang

Canang adalah alat musik yang terbuat dari bahan kuningan. Alat musik ini memiliki bentuk seperti gong hanya saja ukurannya lebih kecil. Masyarakat di wilayah Canang pada masyarakat Tamiang, Gayo, Aceh dan Alas lebih mengenal alat musik ini dengan nama Canang Trieng. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul sama seperti Gong pada umumnya hanya saja dalam menggunakannya alat musik ini tidak digantung tapi cukup diletakkan dibawah.
Pada lampau alat musik ini digunakan oleh kerajaan untuk mengumpulkan masyarakat di alun – alun. Selain itu alat musik ini juga digunakan sebagai penanda datngnya penguasa atau raja kesuatu daerah.
10. Kecapi Aceh
Kecapi Aceh biasanya dimainkan secara tunggal. Masyarakat Aceh yang ada didaerah Aceh Tamiang kabupaten Aceh Timur biasa menggunakan alat musik ini sebagai sarana hiburan setelah lelah bekerja seharian.
Kecapi Aceh ini terbuat dari bahan bambu yang terpilih dan telah cukup tua. Jenis bambu yang bisa digunakan untuk membuat alat musik ini adalah olog reglu dan jenis oloh untung. Pemain Kecapi biasanya lebih banyak dari kaum wanita.
11. Genggong

Genggong adalah alat musik yang terbuat dari bambu, pelepah enau, kayu, dan logam. Untuk memainkan alat musik ini sebenarnya cukup sulit karena memerlukan keselarasan dalam meniup dan memetik lidah getarnya. Cara memainkan alat musik ini dengan cara mendekatkannya ke rongga mulut, kemudian menarik-narik utas (tali) yang dihubungkan dengan lidah getar pada alat musik tersebut, atau memetik lidah getar berupa lamela logam, sedangkan mulut si pemakai berfungsi sebagai resonator.
12. Calempong

Alat musik ini diperkirakan sudah ada sejak satu abad yang lalu. Biasanya alat musik ini dimainkan oleh wanita – wanita yang masih berusia muda. Alat musik tradisional ini terdiri dari lima sampai tujuh potong kayu sepanjang 5-7 cm dengan lebar 6-8 cm. Calempong adalah alat kesenian tradisional yang berasal Kabupaten Aceh Tamiang.
Calempong dimainkan dengan cara menyusun potongan – potongan kayu Calempong diatas kaki pemainnya mulai dari bagian paha atas hingga ke mata kaki. Kayu yang disusun haruslah berurutan mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil. Agar menghasilkan efek suara yang bagus maka perlu diperhatikan antara jarak kaki kanan dan kaki kirinya. Alat musik Calempong dimainkan dengan dipukul menggunakan alat pemukul.
13. Rapai

Rapai dibawa oleh seorang penyiar Islam dari Baghdad bernama Syeh Rapi (ada yang menyebut Syeh Rifai) sekitar abad ke 11. Alat musik ini dimainkan untuk pertama kalinya di Ibukota Kerajaan Aceh, Banda Khalifah (sekarang Gampong Pandee, Banda Aceh). Rapai sendiri merupakan alat musik perkusi tradisional Aceh yang termasuk dalam keluarga frame drum, yang dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan tanpa menggunakan alat.
Rapai dimainkan secara ensemble yang terdiri dari 8 sampai 12 orang pemain yang disebut awak rapai dan disandingkan dengan instrumen lain seperti Serune Kalee atau buloh merindu. Rapai sering digunakan pada kegiatan berbagai upacara adat di Aceh seperti upacara perkawinan, sunat rasul, pasar malam, mengiringi tarian, hari peringatan, ulang tahun dan sebagainya.
14. Taktok Trieng

Taktok Trieng adalah alat musik tradisional Aceh tepatnya berasal dari daerah Aceh Besar, Kabupaten aceh, dan Kabupaten Pidie. Alat musik ini terbuat dari bahan dasar bambu. Taktok Trieng ini dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini biasa dimainkan sebagai sarana hiburan bagi masyarakat.
15. Geundrang

Alat musik Geundrang berbentuk silinder dengan panjang 40-50 sentimeter dan diameter 18-20 sentimeter. Geundrang merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Aceh, yang biasa dijumpai di daerah Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Utara. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu nangka, kulit kambing, kulit sapi yang tipis, atau rotan. Pada bagian kedua ujungnya disematkan kerincing sehingga ketika ditalu akan mengeluarkan suara kerincingan. Dalam musik tradisional aceh alat musik yang satu ini berfungsi sebgai pelengkap tempo.
Geundrang tidak memiliki tangga nada sehingga warna suara tergantung pada kencangnya tarikan kulit. Alat musik ini dapat dimainkan dengan duduk bersila, berdiri, atau disandang. Untuk memainkannya Geundrang dipukul dengan stik pada tangan kanan. Stik dipukul dengan ujungnya yang bengkok sehingga menghasilkan nada tajam singkat. Untuk menghasilkan suara sedang, gunakan bagian samping atau pinggir sedangkan untuk menghasilkan suara bass maka cukup memukul bagian kiri geundrang dengan menggunakan tangan kosong. Sedangkan suara gemerincing dihasilkan dengan bantuan pukulan pada bagian geundrang yang disematkan kerincing.
Baca juga: Alat Musik Nias
Wah, ternyata ada banyak ya daftar nama alat musik tradisional Aceh. Ingat, ini baru sebagian loh! Lain waktu akan ditambah lagi. Bagi kamu yang ada tahu nama alat musik Aceh, silahkan sampaikan kepada kami dengan menulis pada kolom komentar dibawah.