Mengenal 15 Adat Istiadat Suku Jawa (Penjelasan dan Gambar)

Posted on

Terdapat 15 adat istiadat suku Jawa yang harus anda ketahui, sebab suku Jawa merupakan suku terbesar di tanah air. 7 presiden Indonesia semuanya suku Jawa. Suku yang terkenal akan etos kerjanya yang tinggi ini merupakan suku yang sangat ramah dan murah senyum serta sangat menghormati kepada siapa saja terutama orang tua. Jawa dalam bahasa Jawa yakni “Jowo” artinya mengerti. Makanya bila ingin mencari pasangan yang pengertian carilah orang Jawa.

Begitulah slentingan yang sering kita dengar dari beberapa orang tua Jawa, dan hal ini yang membuat banyak orang tua yang ada di suku Jawa ingin menikahkan anaknya kepada sesama orang Jawa juga. Tapi hal ini tentu bukanlah hal yang di wajibkan oleh setiap orang tua suku Jawa. Terbukti sangat banyak orang Jawa yang menikah dengan suku yang berbeda dan tidak ada masalah.

Terkenal menyukai yang manis, dan orang jawa itu manis-manis juga kadang masih sering kita dengar dari teman-teman kita yang bersuku Jawa. Orang Jawa sangat suka guyon atau bercanda dan bergotong royong dan hal ini lah yang sangat bagus dan menjadi pondasi dalam bernegara kita yakni azas gotong royong. Berikut ini adalah 15 adat istiadat suku Jawa :

1. Ruwatan

tradisi ruwatan via antaranews.com

Dalam tradisi suku jawa ruwatan adalah salah satu upacara yang biasa dilakukan untuk membuang sial. Pada masa yang lalu apabila sepasang suami istri hanya memiliki satu orang anak atau anak tersebut lahir pada waktu tertentu maka akan dilakukan upacara ruwatan sebagai pembersih atau membuang segala hal yang buruk yang mungkin saja mengikuti anak tersebut. Saat ini sudah sangat jarang dilakukan upacara ruwatan seiring dengan tingkat pendidikan dan pengaruh agama yang mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat.

2. Tingkepan (Mitoni)

tingkepan via hadiakmallubis.gurusiana.id

Upacara mitoni adalah upacara syukuran kehamilan saat sudah memasuki usia 7 bulan. Rangkaian acara upacara ini yang harus dijalankan saat mitoni, yaitu mandi air dengan kembang setaman. Setelah acara mitoni selesai maka akan didoakan oleh para sesepuh yang bertujuan supaya bayi yang di kandung selamat sampai proses persalinan selesai nanti. Upacara mitoni ini masih sering di gunakan dan dilestarikan oleh kalangan Jawa di manapun mereka berada.

3. Upacara Selikuran

Upacara Selikuran via goodnewsfromindonesia

Orang jawa biasanya melakukan tradisi selikuran ini dengan melakukan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama yang ada di masyarakat setempat. Kata Selikur dalam bahasa jawa memiliki arti yang sangat spesial. Upacara ini biasa dilakukan pada malam 21 ramadhan. Waktu yang cocok untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan mendoakan saudara-saudara islam yang telah mendahuluinya. Masyarakat jawa biasa menjadikan tradisi/adat ini sebagai rasa kecintaan mereka kepada Agama Islam dan Nabi Muhammad SAW.

4. Tradisi Grebeg

Grebeg via tempo.co.id

Saat sudah memasuki bulan mulud, kalian pasti pernah menyaksikan perayaan di Daerah Solo dan Yogyakarta yang cukup terkenal dengan sebutan acara muludan. Upacara grebeg ini tidak hanya dilakukan pada bulan mulud saja, tetapi juga dilakukan pada tanggal 1 syawal dan bulan ke-12. Tujuan upacara ini sebenarnya agar sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Jawa kepada kerajaan atas limpahan rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa.

5. Upacara Sekaten

Sekaten via hipwee.com

Berikut inilah salah satu bentuk rasa hormat dan syukur masyarakat Jawa kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Upacara sekaten ini merupakan bentuk peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang selenggarakan selama kurang lebih 7 hari 7 malam. Tradisi sekatenan ini masih sering dilestarikan di kawasan kerajaan, seperti di Daerah Solo dan Yogyakarta.

6. Upacara Tedak Sinten

Upacara Tedak Siten via nyonyamelly.com

Tedak siten ini adalah kata lain dari selamatan, yang mana didalam budaya dan adat istiadat suku Jawa ini harus mengadakan yang namanya tedak siten ini. Upacara ini ditujukan kepada bayi sebagai anggota keluarga baru. Selamatan ini dimulai dari si bayi yang sudah mulai bisa belajar berjalan. Di beberapa bagian daerah lain yang berada di Negara Indonesia ini mengenal tradisi tedak siten ini dengan sebutan nama turun tanah.

Dalam melaksanakan upacara tedak siten ini tidak ada maksud apa-apa yang berkaitan dengan hal-hal mistik. Upacara tedak siten ini tujuannya hanyalah untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Sang Pencipta Alam, karena Allah telah memberikan begitu banyak nikmat kesehatan, dan nikmat kesempurnaan fisik pada sang bayi tersebut.

7. Upacaya Kenduren

Kenduren via budayaindonesia.org

Upacara kenduren ini merupakan hasil perpaduan dari budaya Jawa dan Islam pada abad ke-16 masehi. Awalnya, upacara kenduren ini menggunakan doa-doa dari agama Hindu dan Budha. Setelah masuknya agama islam yang menyebar luas dipulau jawa maka doa-doa yang digunakan adalah doa-doa dari agama islam.

8. Upacara Pernikahan

Pernikahan Adat Jawa via beautynesia.com

Dalam adat jawa upacara pernikahan merupakan hal yang cukup sakral dan unik. Ada banyak tahapan yang harus mereka lalui sebelum sampai ke jenjang pernikahan. ada banyak sekali keunikan pada saat acara nikahan di jawa Seperti bayar tukon, tukar cincin, meletakkan ayam ketika perjalanan ke proses pernikahan, sungkeman, srah-srahan baru temu pengantin laki-laki dan perempuan nya.

9. Upacara Siraman Pengantin Pria dan Wanita

siraman via pinterest.com

Prosesi pernikahan adat Jawa yang pertama adalah siraman. Upacara siraman ini dilangsungkan sehari sebelum akad nikah atau ijab kabul. Saat siraman, calon mempelai wanita, mengenakan kain dengan kain motif gompoldan kain mori. Dan yang bertugas menyiram calon pengantin wanita adalah kedua orangtuanya. Setelah itu, calon mempelai wanita berganti busana untuk melakukan prosesi kerik yaitu dihilangkan rambut bagian depannya secara merata dengan alat khusus.

10. Upacara Malam Midodareni

midodareni via bondan-photoworks.com

Prosesi pernikahan adat Jawa selanjutnya setelah siraman adalah upacara malam midodareni. Pada prosesi midodareni ini calon mempelai wanita mengenakan busana polos dan dilarang mengenakan perhiasan apapun kecuali cincin pertunangan.

Pada malam midodareni, pengantin pria datang ke rumah pengantin wanita. Pada pernikahan adat Jawa di daerah Yogyakarta, pengantin pria mengenakan busana kasatrian yaitu baju surjan, blankon Yogyakarta, kalung karset, dan mengenakan keris ketika datang ke rumah pengantin wanita. Sedangkan pada tata cara pernikahan adat Jawa Solo, pengantin pria mengenakan busana pangeran yaitu mengenakan jas beskap, kalung karset dan mengenakan keris pula.

11. Upacara Kematian

Pemakaman Suku Jawa via okezone.com

Apabila ada salah satu dari penduduk Jawa ada yang meninggal dunia, maka ritual adat istiadat jawa pun tidak akan lepas untuk mengiringiya. Yang dimaksud dengan ritual ini adalah supaya orang yang meninggal dunia tersebut bisa mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Alllah SWT dan di akhirat nanti. Ritual (Selamatan).

 12. Upacara Wetonan

Wetonan via id.theasianparent.com

Wetonan adalah dalam bahasa jawa yang berarti keluar tetapi yang di maksud di sini yaitu lahirnya seseorang atau bayi. Masyarakat Jawa biasanyan akan melakukan adat/upacara ini yang bertujuan sebagai sarana mendoakan agar anak yang di lahirkan diberi panjang umur dan di hindarkan dari mara bahaya dan penyakit dan berbagai macam mara bahaya lainnya.

13. Upacara Mendak Kematian

tradisi mendak via purwosari.desa.id

Selanjutnya adalah tradisi atau upacara mendak kematian kalau dalam bahasa indonesia merupakan memperingati telah meningal dunia setelah satu tahun kematian tersebut. Sebenarnya bukan hanya itu saja dalam adat jawa seperti mitoni ini  kalau dalam bahasa indonesia merupakan tujuh hari pasca kematian.

14. Upacara Nyewu

Tradisi Nyewu via wartahandayani.com

Nyewu adalah tradisi memperingati kematian  setelah 1000 hari sesudah kematian, nyewu merupakan upacara tradisi masyarakat jawa untuk memperingati kematian seseorang. Dalam upacara ini biasa di lakukan masyarakat sekitar dan bersama-sama. Rangkaian kegiatan tersebut yaitu degan mendoakan orang yang telah meninggal seperti bacaan tahlil dan yasiin yang di pimpin oleh tokoh agama/masyarakat.

15. Upacara Kebo – Keboan

Kebo – Keboan via banyuwangibagus.com

Karena kebanyakan masyarakat jawa mayoritas sebagai petani maka mereka memiliki tradisi dan upacara yang sangat unik yaitu tradisi kebo-keboan. Tradisi kebo-keboan ini merupakan upacara Suku Jawa untuk menolak segala balak dan kegagalan dalam bertani dan pada tanaman yang mereka tanam tersebut. Mereka berharap dengan diadakannya upacara ini semoga tanaman mereka dapat tumbuh dengan baik dan hasil panen yang maksimal.

Dalam upacara ini di biasa membutuhkan 30 orang yang akan menyerupai kerbau dan akan di arak mengelilingi kampung mereka. Dan mereka akan berjalan bagaikan kerbau yang sedang membajak sawah.

Tak heran suku Jawa mempunyai jumlah yang terbesar di tanah air sebab orang Jawa selalu punya semboyan “banyak anak banyak rezeki”, “makan gak makan asal ngumpul”. Artinya bukan berarti gak makan dalam artian yang sebenarnya akan tetapi adalah silaturahmi jangan sampai putus apapun yang terjadi. Karena rezeki sudah ada Tuhan yang mengatur asal mau berusaha dan bekerja pasti ada rezeki yang akan datang kepada kita.

Salah satu contoh yang bisa di tiru dari suku Jawa adalah etos kerja yang tinggi, pekerja keras. Oleh karena itu ketika zaman presiden Soeharto beliau menggalakkan transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk yang ada di pulau Jawa yang semakin padat ke daerah Sumatera untuk membuka lahan pertanian atau perkebunan.

Program ini ternyata banyak di ikuti oleh orang Jawa sehingga sampai sekranga banyak orang Jawa yang mendiami berbagai tempat di pulau Sumatera seperti Sumatera Utara, Riau, jambi, Lampung dan lain sebagainya. Hal ini juga telah di lakukan sejak zaman Belanda dan sampai sekarang suku Jawa yang ada di Sumatera banyak menggunakan istilah PUJAKESUMA yakni Putra Jawa Kelahiran Sumatera.

Oleh karena itu 15 adat istiadat suku Jawa ini merupakan suatu pelajaran yang bisa anda pelajari. Seperti di artikel sebelumnya Sunda dan 11 Adat Istiadat Suku Sunda banyak pelajaran yang bisa di ambil. Tentu semua adat istiadat yang ada pada setiap suku membuat semakin kaya negara kita akan budaya dan keanekaragaman. Sudah sepatutnya kita bangga akan hal itu. Demikianlah semoga bermanfaat dan silahkan share atau bagikan artikel ini ya..

Leave a Reply